WeLcome to BloG Orang CaKeP...!!

1.Lihat DisekiTar lOE.....
2.Pikir..........!!!
3.LiaT LayaR MoniToR
4.Baca Dengan Seksama
5.Kalo PerLu kasih Komentarrr !!
6.Tersenyumm.....
dan Gw Ucapin "Thank You"

Selasa, 10 Agustus 2010

WELcoMe To POSYANDU !!!

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Kesehatan merupakan kebutuhan pokok manusia oleh karena itu kesehatan adalah hak azasi manusia. Keberhasilan pembangunan kesehatan secara makro akan mempengaruhi kinerja pembangunan sektor lain seperti pembangunan ekonomi, pendidikan, sosial, pertahanan dan keamanan, secara mikro akan meningkatkan derajat kesehatan individu. Derajat kesehatan yang optimal akan mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan kuat baik jasmani maupun rohani. Sumber daya manusia yang demikian ini dibutuhkan dalam kita memasuki abad 21. Abad yang ditandai dengan persaingan yang ketat baik ditingkat nasional, regional maupun internasional. Pembangunan kesehatan terus harus diupayakan untuk dapat meningkatkan kualitas, dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pada tahun 1969-1971 Departemen Kesehatan menata kembali strategi pembangunan kesehatan jangka panjang melalui PAKERNAS I untuk merumuskan rencana pembangunan kesehatan jangka panjang sebagai awal Repelita I. Kemudian dari sinilah konsep Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) mulai diperkenalkan.
Pemerintah membangun Puskesmas dengan berbagai strategi antara lain:
• Untuk mencegah kecenderungan dokter-dokter bekerja di daerah perkotaan sedangkan masyarakat sebagian besar tinggal di perdesaan
• Untuk meratakan pelayanan kesehatan mendekatkan sarana kesehatan dengan penduduk. Untuk jangka panjang, pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care/PHC) yang dikembangkan jauh lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan pelayanan melalui RS.
• Untuk menekan biaya pelayanan kesehatan. Biaya di RS dan dokter praktik swasta lebih bersifat kuratif (pengobatan) yang lebih mahal dibandingkan dengan program pencegahan.
Berdasarkan konsep PHC, lahirlah PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa). PKMD berkembang menjadi salah satu model peran serta masyarakat di bidang pelayanan kesehatan. Namanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas masyarakat setempat seperti:
• Program gizi (UPGK-Upaya Pelayanan Giza Keluarga)
• Prosyandu/posyandu (program pelayanan terpadu)
• Gizi (penimbangan balita, pemberian vitamin A untuk balita, dan Sulfas Ferrosus untuk ibu hamil)
• POD (Pos Obat Desa)
• DUKM (Dana Upaya Kesehatan Masyarakat): asuransi untuk masyarakat desa
• Bidan desa dengan polindes (poliklinik bersalin desa)
• Pembinaan pengobatan tradisional dan sebagainya

1.2.Rumusan Masalah
Kesehatan merupakan kebutuhan pokok manusia oleh karena itu kesehatan adalah hak azasi manusia. Keberhasilan pembangunan kesehatan secara makro akan mempengaruhi kinerja pembangunan sektor lain seperti pembangunan ekonomi, pendidikan, sosial, pertahanan dan keamanan, secara mikro akan meningkatkan derajat kesehatan individu. Derajat kesehatan yang optimal akan mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan kuat baik jasmani maupun rohani. Sumber daya manusia yang demikian ini dibutuhkan dalam kita memasuki abad 21. Abad yang ditandai dengan persaingan yang ketat baik ditingkat nasional, regional maupun internasional. Pembangunan kesehatan terus harus diupayakan untuk dapat meningkatkan kualitas, dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat.

1.3.Tujuan
 Mampu menjelaskan tentang Posyandu
 Mengetahui siapa saja yang dapat menjadi seorang kader Posyandu
 Tugas pokok seorang kader Posyandu
 Mengetahui keterampilan apa saja yang perlu dimiliki seorang kader Posyandu
 Mampu menjelaskan dan melaksanakan sistem 5 meja di Posyandu








BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Posyandu
Pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas. Pelaksanaan pelayana program terpadu dilakukan dib alai dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya yang disebut dengan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Posyandu antara lain: KIA (Keseehatan Ibu dan Anak), KB (Keluarga Berencana),P2M (Imunisasi dan Penanggulangan Diare), dan Gizi (penimbangan balita). Sedangkan sasaran penduduk posyandu ialah ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur (PUS),dan balita.
Program yandu merupakan strategi pemerintah dalam menurunkan angka kematian bayi (Infant mortality- IMR), angka kelahiran (Birth Rate-BR), dan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate-MMR). Turunnya IMR, BR, dan MMR di suatu wilayah merupakan standar keberhasilan pelaksanaan program terpadu di wilayah tersebut.Untuk mempercepat penurunan IMR, BR, dan MMR tsb,secara nasional diperlukan tumbuhnya peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan posyandu karena posyandu adalah milik masyarakat.Untuk mengembangkan peran serta masyarakat di posyandu dapat dilakukan dengan penerapan asas-asas manajemen kesehatan.

B. Sistem Pelayanan Terpadu
Sistem merupakan suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai suatu tujuan yang jelas. Komponen suatu sistem terdiri dari input, proses, output, effect, outcome, dan mekanisme umpan baliknya.
• Input
Yaitu sumber daya atau masukan yang dikonsumsikan oleh suatu system yang disingkat dengan 6M yaitu: Man, Money ,Material, Mehod, Minute, dan Market. Man adalah kelompok penduduk sasaran yang akan diberikan pelayanan, Staf Puskesmas, kecamatan, kelurahan, kader, pemuka masyarakat, dan sebagainya. Money adalah dana yang dapat digali dari swadaya masyarakat dan yang disubsidi oleh pemerintah. Material adalah vaksin, jarumsuntik, KMS, alat timbang, obat-obatan, dan sebagainya. Method adalah cara penyimpanan vaksin,cara menimbang, cara memberikan vaksin, cara mencampur oralit, dan sebagainya. Minute adalah waktu yang disediakan oleh staf Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan yandu dan waktu yang disediakan oleh ibu untuk suatu kegiatan dan sebagainya. Market adalah masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti lokasi kegiatan yandu, transport, system kepercayaan masyarakat di bidang kesehatan ,dan sebagainya.
• Proses
Meliputi semua kegiatan pelayanan terpadu mulai dari persiapan bahan,tempat,dan kelompok penduduk sasaran sampai dengan evaluasinya.
• Output
Merupakan produk program yandu misalnya jumlah anak yang ditimbang, jumlah bayi, dan ibu hamil yang diimunisasi, jumlah PUS yang diberikan pelayanan KB.
• Effect
Terjadinya perubahan pengetahuan dan sikap perilaku kelompok masyarakat yang dijadikan sasaran program.
• Outcome
Merupakan dampak atau hasil tidak langsung dari proses suatu sistem seperti penurunan angka kematian bayi, penurunan fertilitas PUS, dan jumlah balita kurang gizi.

C. Fungsi Manajemen Program Yandu
Fungsi manajemen yang dipakai sebagai pokok bahasan dalam makalah ini ialah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan-pelaksanaan dan pengawasan.Tiga prinsip pokok penerapan asas-asas manajemen pada pengembangan program kesehatan adalah upaya peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya untuk menunjang pelaksanaan program,peningkatan efektifitas pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target program, dan setiap pengambilan keputusan dapat dilakukan secara rasional karena sudah didasari pemanfaatan data secara tepat.
Untuk lebih jelasnya bagaimana penerapan keempat fungsi manajemen tersebut pada program pelayanan terpadu, berikut ini akan dijelaskan keempat fungsi manajemen tersebut
1. Perencanaan
Dari keempat rangkaian fungsi manajemen tersebut, perencanaan merupakan fungsi yang terpenting karena awal dan arah dari proses manajemen posyandu secara keseluruhan. Perencanaan program yandu dimulai di tingkat Puskesmas yang bersifat operasional karena langsung dilaksanakan di lapangan. Perencanaan program yandu terdiri dari lima langkah penting yakni:
1. Menjelaskan berbagai masalah
Untuk dapat menjelaskan masalah program yandu diperlukan upaya analisis situasi. Sasaran analisis situasi adalah berbagai aspek penting pelaksanaan program yandu di berbagai wilayah Puskesmas. Dari analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data yang terdiri dari berbagai aspek.
Aspek epidemiologis yakni kelompok penduduk sasaran (who) yang menderita kejadian tersebut, dimana, kapan masalah tersebut terjadi. Misalnya: data jenis penyakit yang dapat dicegah dari imunisasi.
Aspek demografis berdasarkan kelompok umur, jumlah kelahiran dan kematian, jumlah AKI.
Aspek geografis semua informasi karakteristik wilayah yang dapat mempengaruhi masalah tersebut.
Aspek sosial ekonomi adlah pendapatan, tingkat pendidikan, norma sosial, dan sistem kepercayaan masyarakat.
Aspek organisasi pelayanan meliputi motivasi kerja staf dan kader, keterampilan, persediaan vaksin, alat KB, dsb.
2. Menentukan prioritas masalah
Prioritas masalah secara praktis dapat ditetapkan berdasarkan pengalaman staf, dana, dan mudah tidaknya maslah dipecahkan. Prioritas masalaj dijadikan dasar untuk menentukan tujuan.
3. Menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan
Contoh tujuan program yandu:
• Meningkatkan cakupan vaksinasi
• Mengintensifkan imunisasi campak di wilayah binaan.
• Mengkaji hambatan dan kendala
Sebelum menentukan tolak ukur, perlu dipelajari hambatan-hambatan program kesehatan yang pernah dialami atau diperkirakan baik yang bersumber dari masyarakat, lingkungan, Puskesmas maupun dari sektor lainnya.
• Menyusun rencana kerja operasional
Dengan RKO akan memudahkan pimpinan mengetahui sumber daya yang dibutuhkan dan sebagai alt pemantau. Contoh format RKO:
1. jenis kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
2. Lokasi kegiatan
3. Metode pelaksanaan
4. Sasaran penduduk
5. Penanggung Jawab
6. Dana dan sarana
7. Waktu Pelaksanaanya.

D. Pengorganisasian
Dari struktur organisasi Puskesmas dapat diketahui mekanisme pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada staf sesuai tugas yang diberikan. Masing-masing kelompok terdiri dari 2 atau 3 staf yang tiap staf disesuaikan dengan jumlah yang tersedia dan jumlah kelompok yang diperlukan. Setiap kelompok dikoordinasikan oleh satu orang senior. Mereka bersama kader akan memberikan pelayanan di Posyandu, membuat laporan, menganalisis cakupan dan mengevaluasi pelaksanaan program di lapangan. Tugas-tugas mereka hendaknya dibuat jelas dan sederhana disesuaikan dengan rata-rata tingkat pendidikan mereka.

E. Penggerakan-pelaksanaan
Keberhasilan pengembangan fungsi manajemen ini amat dipengaruhi oleh keberhasilan pimpinan Puskesmas menumbuhkan motivasi kerja staf dan semangat kerja sama antara staf dengan staf lainnya di Puskesmas (lintas program), antara staf puskesmas dengan masyarakat, dan antara staf puskesmas dengan pimpinan instansi di tingkat kecamatan (lintas sektoral). Mekanisme komunikasi yang dikembangkan oleh pimpinan puskesmas dengan stafnya, demikian pula antara pimpinan puskesmas dengan camat dan pimpinan sektor lainnya di tingkat kecamatan, termasuk dengan aparat di tingkat desa akan sangat berpengaruh pada keberhasilan fungsi manajemen ini. Melalui loka karya mini puskesmas, kesepakatan kerjasama lintas program dan sektoral dapat dirumuskan. Perwujudan kerjasama lintas sektoral akan ditentukan oleh peranan camat dan ketua penggerak PKK di tingkat kecamatan. Keterampilan untuk mengembangkan hubungan antar manusia sangat diperlukan dalam penerapan fungsi manajemen ini.
Posyandu adalah untuk masyarakat dan perlu dikelola oleh masyarakat oleh kader-kader di tingkat dusun. Pembinaan kader memang sukar dikerjakan oleh pihak puskesmas karena merka bekerja secara sukarela sementara mereka dihadapkan pada pilihan bekerja untuk menanggung kebutuhan ekonomi keluarga dan dirinya sendiri. Tetapi tanpa kader yang diambil dari masyarakat setempat,konsep posyandu (dari dan untuk masyarakat) akan kabur. Ironisnya sampai saat ini posyandu masih tetap dianggap perpanjangan tangan puskesmas. Tanpa staf puskesmas, posyandu jarang sekali berjalan secara rutin. Ini adalah salah satu bentuk tantangan pelaksanaan dan pengembangan posyandu terutama di kota-kota.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan program yandu adalah:
• Kembangkan mekanisme kerjasama yang positif antara dinas-dinas sektoral di tingkat kecamatan, antara staf puskesmas sendiri dan organisasi formal dan informasi di tingkat desa/ dusun.
• Gali potensi masyarakat dan kembangkan kerjasama yang ada (terutama dengan PKK) untuk dapat menunjang kegiatan program yandu.
• Kembangkan motivasi kader dan staf kesehatan sebagai anggota kelompok kerja program yandu, sehingga peran serta mereka yang optimal dapat ditingkatkan untuk menunjang pelaksanaan program yandu. Dalam hal ini hubungan antar manusia (HAM) perlu terus dibina dan dikembangkan untuk menjamin tumbuhnya suasana kerja yang harmonis dan merangsang inisiatif anggota kelompok kerja posyandu.

F. Pengawasan dan Pengendalian (WASDAL)
Setelah fungsi pergerakan dan pelaksanaan program yandu, maka fungsi selanjutnya yang dilakukan adalah fungsi pengawasan dan pengendalian. Dalam hal ini, pimpinan Puskesmas dan koordinator program Yandu dapat mengevaluasi keberhasilan program dengan menggunakan Rencana Kerja Operasional sebagai tolak ukur/ standar dan membandingkan hasil kegiatan program di masing-masing posyandu. Aspek-aspek yang diawasi selama program yandu di lapangan adalah:
• Keterampilan kader melakukan penimbangan program yandu
• Membuat pencatatan program yandu
• Membuat pelaporan program yandu
Untuk tanggung jawab pengawasan program yandu tetap di tangan pimpinan puskesmas tetapi wewenang pengawasan di lapangan dilimpahkan pada koordinator program.
Beberapa langkah penting dalam fungsi Wasdal program yandu ini adalah:
1. Menilai apakah ada kesenjangan antara target dan standard dengan cakupan dan kemampuan staf dan kader untuk melaksanakan tugas-tugasnya (aspek pengawasan).
2. Analisis faktor-faktor penybab timbulnya kesenjangan tersebut.
3. Merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan yang muncul berdasarkan faktor2 penyebab yang sudah diidentifikasi (aspek pengendalian).
Pengawasan dan pengendalian program yandu dilaksanakan secara rutin dengan menggunakan tolok ukur keberhasilan program atau RKO sebagai pedoman kerja dan hasilnya akan dapat digunakan sebagai umpan balik atau informasi untuk memperbaiki proses perencanaan program yandu. Pimpinan puskesmas hendaknya selalu mengadakan pemantauan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan program dengan menggunakan laporan staf, analisis cakupan program, laporan masyarakat dan hasil observasi atau supervisi di lapangan sebagai bahan penilaian.

G. Penilaian Keberhasilan Program Yandu
Pada penjelasan fungsi sebelumnya bahwa untuk mengetahui keberhasilan program yandu, kajian output (cakupan) masing-masing program yang dibandingkan dengan targetnya adalah salah satu cara yang dapat dipakai sebagai bahan penilaian.
Cakupan program adalah hasil langsung (output) kegiatan program yandu yang dapat dapat dihitung segera setelah pelaksanaan kegiatan program. Perhitungan cakupan ini dapat dilakukan dengan menggunakan statistik sederhana yaitu jumlah orang yang mendapatkan pelayanan dibagi dengan jumlah penduduk sasaran setiap program. Jumlah penduduk sasaran dapat dihitung secara langsung oleh staf puskesmas melalui pencatatan data jumlah penduduk sasaran yang ada di Desa atau dusun. Penduduk sasaran program yandu lebih sering dihitung berdasarkan perkiraan (estimasi). Estimasinya dtetapkan oleh dinas kesehatan tingkat I atau Kanwil Depkes. Jumlah penduduk sasaran nyata sering jauh lebih rendah dari jumlah penduduk yang dihitung dengan menggunakan estimasi sehingga hasil analisis cakupan program di puskesmas selalu jauh lebih rendah. Atas dasar perbedaan antara jumlah penduduk sasaran yang dicari langsung (riil) dengan yang diperkirakan (estimasi), perhitungan cakupan dengan menggunakan kedua jenis penduduk sasaran tersebut sebagai pembaginya,akan memberikan hasil yang berbeda.
Dalam usaha peningkatanm effiensi dan efektivitas penatalaksanaan program yand, staf puskesmas perlu dilatih keterampilan dan ditingkatkan kepekaannya mengkaji masalah program dan masalah kesehatan masyarakat yang berkembang di wilayah binaannya. Keterampilan seperti ini dapat dilatih secara langsung pada saat supervisi. Mereka juga diarahkan untuk mencari upaya pemecahan masalah sesuai dengan kewenangan yang diberikan dengan melibatkan tokoh dan kelompok masyarakat setempat. Semua kegiatan tersebut diatas adalah bagian dari proses manajemen program yandu.
Pengamatan terhadap persiapan pelaksanaan program yandu, kegiatan di lapangan dan evaluasinya terhadap laporan program merupakan cara terbaik untuk mengetahui penerapan manajemen Program Yandu di Puskesmas.
Siapa sasaran utama Posyandu?
a. Balita dan orangtuanya
b. Ibu hamil
c. Ibu menyusui dan bayinya
d. Perempuan usia subur









PELAKSANAAN POSYANDU

A. Pelaksana Dalam Posyandu
 Kader Posyandu adalah siapa saja dari anggota masyarakat yang:
 Mau bekerja secara sukarela dan ikhlas
 Mau dan sanggup melaksanakan kegiatan Posyandu
 Mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan Posyandu.

B. Tugas Kader Posyandu
 Secara garis besar tugas kader Posyandu adalah sebagai berikut:
 Melakukan kegiatan bulanan Posyandu
1. Mempersiapkan pelaksanaan Posyandu
2. Kegiatan bulanan Posyandu
3. Kegiatan setelah pelayanan bulanan Posyandu
 Melaksanakan kegiatan di luar Posyandu
1. Melaksanakan kunjungan rumah.
2. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan Posyandu.
3. Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan, dan berbagai usaha kesehatan I. masyarakat

C. Melakukan kegiatan bulanan Posyandu
1. Mempersiapkan pelaksanaan Posyandu
 Sehari sebelum pelaksanaan Posyandu, kader
 memberikan informasi kepada seluruh peserta Posyandu mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan di Posyandu.
 Alat dan bahan yang diperlukan dipersiapkan. Bila ada alat yang belum tersedia, dapat diusahakan dengan meminjam, meminta bantuan pada perugas kesehatan atau bila mungkin membuat sendiri.
 Membagi tugas di antara para kader, dan bila perlu
 bantuan dapat menyertakan ibu-ibu yang lain.
2. Kegiatan bulanan Posyandu (Lihat halaman 10)
3. Kegiatan setelah pelayanan bulanan Posyandu
 Mencatat seluruh hasil kegiatan Posyandu
 Membahas kegiatan kegiatan Posyandu lainnya
 Menetapkan jenis kegiatan yang akandilaksanakan pada kegiatan bulan berikutnya, misalnya: penyuluhan KB, makanan pendamping ASI, Imunisasi, Pelayanan kesehatan, arisan, pengajian dll.

D. Melaksanakan kegiatan di luar Posyandu
1. Melaksanakan kunjungan rumah
 Setelah kegiatan di dalam Posyandu selesai, rumah ibu-ibu yang akan dikunjungi ditentukan bersama.
 Tentukan keluarga yang akan dikunjungi oleh masing-masing kader. Sebaiknya diajak pula beberapa ibu untuk ikut kunjungan rumah.
2. Melaksanakan kunjungan rumah
 Mereka yang perlu dikunjungi adalah:
- Ibu yang anak balitanya tidak hadir 2 bulan berturut-turut di Posyandu
- Ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin
- Berat badannya tidak naik 2 bulan berturut-turut.
- Berat badannya di bawah garis merah KMS
- Sasaran Posyandu yang sakit.
- Ibu hamil yang tidak menghadiri kegiatan di Posyandu 2 bulan berturut-turut.
- Ibu hamil yang bulan lalu dikirim/rujuk ke Puskesmas.
- Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya.
- Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul iodium.
- Balita yang terlalu gemuk
3. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan Posyandu.
 Langsung ke tengah masyarakat.
 Melalui Tokoh masyarakat atau pemuka agama/adat.
4. Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan, dan usaha kesehatan masyarakat

E. Bagaimana jika kader menemui kesulitan dalam pelaksanaan Posyandu?
 Jika menemui kesulitan, kader dapat berbicara atau berdiskusi dengan:
 Tokoh masyarakat
 Tokoh agama
 Kepala desa (Lurah)
 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
 Petugas LKMD, RT, RW
 Tim penggerak PKK
 Petugas KB (PLKB)

F. Keterampilan dan pengetahuan yang harus dikuasai oleh seorang kader
 Seorang kader dalam tugasnya akan sering melakukan penyuluhan:
1. Penyuluhan perorangan dengan tatap muka
2. Penyuluhan kelompok
3. Penyuluhan disertai peragaan (demonstrasi)

Karena itu keterampilan dan pengetahuan yang harus dikuasai oleh seorang kader adalah:
 Keterampilan komunikasi interpersonal
 Keterampilan yang berhubungan dengan kegiatan di Posyandu (pencatatan, pelaporan, penimbangan dll)
 Pengetahuan kesehatan dasar dan gizi

Keterampilan komunikasi interpersonal
Keterampilan ini penting karena dalam Melaksanakan tugasnya seorang kader perlu memahami kebutuhan masyarakat, serta perlu menguasai teknik-teknik komunikasi yang efektif agar informasi dan pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat dimengerti dengan baik dan dilaksanakan.

Keterampilan yang berhubungan dengan kegiatan di Posyandu (pencatatan, pelaporan, penimbangan dll)
Kader perlu memahami sistem pencatatan dan pelaporan yang benar, agar dapat memperoleh data yang mampu membantu kader mengidentifikasi masyarakat yang perlu dikunjungi dan memperoleh perhatian khusus

Pengetahuan kesehatan dan gizi
Pemahaman kader yang baik mengenai kesehatan dasar dan gizi akan membantu kader lebih effektif dalam memberikan informasi yang benar

G. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan bulanan Posyandu?
 Pelaksanaan kegiatan di Posyandu dikenal dengan nama “sistem 5 meja”, dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Sistem 5 meja tersebut tidak berarti bahwa Posyandu harus memiliki 5 buah meja untuk pelaksanaanya, tetapi kegiatan Posyandu harus mencakup 5 pokok kegiatan:
 Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui
 Meja 2 Penimbangan balita
 Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan
 Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui
 Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit

H. kegiatan di masing-masing meja tersebut.
Kegiatan di meja 1
1. Pendaftaran Balita
a. Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
b. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempatpenimbangan.
c. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara lengkap, nama anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempatpenimbangan.
2. Pendaftaran ibu hamil
 Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
 Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke meja 4 untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh petugas di meja 5.
 Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik kertas, dan ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada petugas di meja 5.
Kegiatan di meja 2
 Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali ke dalam KMS.
 Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, meja pencatatan.
 Buka KMS balita yang bersangkutan.
Kegiatan di meja 3
 Buka KMS balita yang bersangkutan.
 Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
 Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
 Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
 Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai ingatan ibunya.
 Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat.
Kegiatan di meja 5
 Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB, imunisasi serta pojok oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan oleh petugas dari Puskesmas.



DAFTAR PUSTAKA


• SOFYAN, MUSTIKA.,et all (ed).,Bidan Menyongsong Masa Depan.Jakarta:PP IBI, cet VII-2006
• http://akhtyo.blogspot.com/2009/04/manajemen pelayanan posyandu.html
• http://akhtyo.blogspot.com/2010/02/ posyandu.html
• http://akhtyo.blogspot.com/2008/07/sistem 5meja di posyandu.html
• http://kesmas.blogspot.com/2010/07/ posyandu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar